Sebarkanlah, Ternyata Begini Cara Mengobati Diabetes yang Dianjurkan Agama - One Step Closer

Pasti  kamu udah ga asing lagi, atau malah jengah dengan judul postingan seperti itu, atau semacamnya. Belakangan ini memang banyak sekali tulisan di internet, baik di sosmed, blog mulai dari yang gratisan sampai yang berbayar atau bahkan forum yang berjudul senada dengan judul diatas. Judul yang dibuat seolah - olah sangat fantastis dan menghebohkan, bahkan diembel - embeli dengan kata "Sebarkanlah!!", "Astaga!!!","Luar Biasa!!!" dan lain sebagainya, dan anehnya, banyak yang benar - benar melakukannya.

Sebenarnya sah - sah saja jika kita menulis hal yang menghebohkan, tips trik, ataupun hal - hal lain yang memang layak untuk di share kebenarannya. Tapi bukankah amat sangat tidak lucu jika apa yang kita sebarkan ini ternyata tidak faktual, atau dalam bahasa gaul nya Hoax. Dan lebih parah lagi jika karena tulisan kita yang tidak teruji secara ilmiah itu mampu membahayakan keselamatan orang lain atau membuat pembaca secara tidak sadar terbodohi.

Banyak motif memang yang melatar-belakangi  seseorang menulis hal - hal sedemikian, entah karena dia seorang blogger yang ingin blog nya dikunjungi banyak orang, atau seseorang yang memang ingin menyebarkan kebaikan tapi terkendala informasi yang kurang memadai. Ada beberapa cara untuk mengurangi jenis tulisan seperti tersebut diatas, antara lain :

Jika kalian seorang Blog Writer, Tolong berhentilah menulis hal yang memang belum teruji validitas keilmiahannya, bisa kalian check & rechek sebelum mempublish sebuah posting, jangan asal copy-paste, tapi cari lah sumber yang relevan dan cari bukti - bukti penguat yang meyakinkan keabsahan suatu artikel, jika perlu cari literaturnya.

Jika kalian seorang reader, entah itu blog, web maupun artikel di sosmed, jangan asal langsung klik share, karena itu akan mensuburkan praktik - praktik tulisan sampah seperti ini. Selain memang karena karena tulisannya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, tulisan seperti ini sangat berpotensi membodohi masyarakat kita yang akhirnya malah jadi bahan tertawaan masyarakat lain yang lebih maju dari kita.

Semua nya kembali pada diri kita msing - masing, ingin jadi penulis yang hanya mementingkan perut sendiri tanpa memikirkan konten, atau seorang yang memang ingin menyebarkan kebaikan secara tulus tanpa harus menjadi populer.